Bank Indonesia Provinsi Banten optimis terhadap pertumbuhan ekonomi yang solid di Banten dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Ameriza M. Moesa, dalam forum ekonomi yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Ia menyatakan bahwa perekonomian domestik dan regional menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat, meskipun kewaspadaan terhadap tantangan global dan domestik tetap diperlukan.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2025 akan mencapai 4,8-5,6% (YoY), didukung oleh peningkatan konsumsi swasta dan investasi. Inflasi juga diprediksi tetap terkendali dalam rentang 2,5+1% berkat sinergi antara kebijakan moneter, fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Disparitas ekonomi di Banten Selatan diidentifikasi sebagai peluang besar untuk revitalisasi ekonomi. Sektor-sektor potensial di wilayah ini, seperti pertanian dan perikanan, memiliki potensi untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi jika dikembangkan dengan optimal. Selain itu, potensi sektor pariwisata juga diakui, dengan destinasi wisata unggulan seperti Tanjung Lesung, Pantai Sawarna, Desa Adat Baduy, dan Taman Nasional Ujung Kulon.
Penjabat Gubernur Banten, Al Muktabar, mengapresiasi kolaborasi antara Bank Indonesia dan pemerintah daerah serta berbagai pemangku kepentingan. Ia menekankan pentingnya forum ekonomi dalam menyusun strategi untuk mengatasi disparitas antara wilayah Banten Utara dan Banten Selatan. Melalui Forum Ekonomi Banten, diharapkan dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan yang mendorong pengembangan infrastruktur di wilayah selatan, yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru.
Kolaborasi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan berbagai pihak diharapkan dapat mengubah Banten Selatan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan langkah ini, revitalisasi ekonomi Banten diharapkan dapat memperkuat daya saing provinsi ini di tingkat nasional dan internasional.