Pada Rabu, 8 Januari 2025, masyarakat Cilegon disuguhi dengan dua peristiwa menarik yang menarik perhatian. Pertama, Pemkot Cilegon menerima piagam penghargaan sebagai Kota Peduli HAM. Kedua, ratusan guru dari berbagai lembaga, termasuk madrasah, ngaji, PAUD, honorer, linmas, kader, RT, RW, dan lainnya, melakukan demonstrasi di depan Kantor Walikota Cilegon.
Penyerahan penghargaan berlangsung di Pendopo Gubernur Banten dan diterima oleh Walikota Cilegon, Helldy Agustian. Sementara itu, para guru dan tokoh masyarakat yang berdemonstrasi meminta Walikota agar membayar honor mereka yang belum tersalurkan dari akhir tahun 2024.
Pada saat yang hampir bersamaan, akun media sosial resmi Pemkot Cilegon memposting gambaran penerimaan penghargaan HAM oleh Walikota Helldy Agustian. Respons dari masyarakat terhadap postingan ini tidak selalu positif. Banyak yang mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap fakta bahwa para guru dan tokoh masyarakat harus menuntut hak mereka, sementara dana pembayaran honornya tidak tersedia karena kekurangan anggaran daerah.
Situasi ini muncul karena target pendapatan daerah tidak tercapai, menyebabkan proyek gagal bayar dan pembayaran honor tertunda. Para demonstran juga memperjuangkan hak keluarga dari warga yang meninggal dunia namun tidak menerima santunan. Dalam konteks sosial, pertunjukan “frontstage” yang dilakukan oleh Pemkot Cilegon di media sosial terkait penerimaan penghargaan HAM bertentangan dengan situasi sebenarnya di “backstage”, di mana hak-hak para demonstran tidak terpenuhi.
Teori Sosiologi Dramaturgi dan teori Labelling dapat menjelaskan dua peristiwa tersebut dengan sudut pandang yang berbeda. Teori Dramaturgi memandang interaksi manusia sebagai sebuah pertunjukan drama, di mana publik bisa melihat sisi baik atau buruk dari pertunjukan yang diperankan. Sementara itu, teori Labelling menjelaskan bagaimana reaksi sosial terhadap suatu peristiwa dapat memberikan “label” atau cap sosial pada individu atau kelompok, yang dapat mempengaruhi perilaku mereka.
Kritik negatif terhadap penghargaan HAM dan demonstrasi guru mencerminkan reaksi sosial yang muncul. Akun media sosial dan demonstrasi menunjukkan dua sisi dari situasi yang sebenarnya terjadi di Cilegon. Post ini dan demonstrasi merangkum ketidaksetujuan masyarakat terhadap prioritas Pemerintah Kota dalam menangani masalah honornya, serta implikasi sosial dari ketidaksetujuan tersebut.