Perayaan Imlek tahun 2025 di Kota Serang menjadi momen penting bagi masyarakat setempat. Tidak hanya etnis Tionghoa, tapi semua suku turut merayakan kedatangan tahun “Ular Kayu” dengan penuh sukacita. Dalam sebuah gang kecil di Lingkungan Kebon Sayur, Kota Serang, suara gemuruh dari tabuhan simbal dan tambur mengiringi pertunjukan boneka Naga Liong bernama Cheng Chuan Liong Ong. Boneka naga tersebut diangkat oleh sembilan orang menggunakan tongkat yang diselipkan di tubuhnya, sementara satu orang lainnya memegang bola berapi yang ditarik oleh naga.
Pertunjukan tarian naga ini berhasil memikat perhatian warga dari segala usia. Sambil merekam momen tersebut dengan gawai masing-masing, orang dewasa terlihat menikmati pertunjukan tersebut, sementara anak-anak berlarian dan tertawa riang. Menurut Ahyat Suhendar, warga sekitar, pertunjukan ini menjadi bagian dari tradisi setiap tahun baru Imlek, terutama karena lingkungan tempat tinggalnya banyak dihuni oleh etnis Tionghoa dan dekat dengan Vihara Sukhavati.
Sebagai Ketua RT 04 Lingkungan Mangga Dua, Daddy Rahmat mengungkapkan bahwa di tempatnya biasanya warga memasang lampion merah untuk merayakan Imlek, namun tahun ini cuaca hujan menyulitkan mereka untuk melakukannya. Jalur pertunjukan naga tersebut pun selalu berlanjut ke Vihara Metta, Kelurahan Lopang, sebagai bagian dari perayaan tradisional yang dinanti-nanti setiap tahun.
Perayaan Imlek tidak hanya milik etnis Tionghoa, tapi juga sudah melibatkan berbagai suku dan agama. Ini tercermin dalam semangat toleransi yang kuat di lingkungan Mangga Dua, Kota Serang. Segala perbedaan di sana menjadi sumber kekayaan budaya dan harmoni yang harus dijaga bersama. Dalam acara tersebut, hidangan tradisional seperti Lontong Cap Go Meh menjadi simbol akulturasi budaya yang menguntungkan bagi semua pihak. Masyarakat diingatkan bahwa merayakan perbedaan adalah bagian dari hak asasi manusia yang harus dihargai.
Dengan demikian, perayaan Imlek tahun 2025 di Mangga Dua, Kota Serang, memperlihatkan betapa pentingnya dialog lintas budaya dan toleransi yang dalam untuk memperkokoh keberagaman di Indonesia. Sehingga, perayaan Imlek tidak sekadar menjadi momen keagamaan, namun juga momentum untuk memperkuat kebersamaan dan keharmonisan antar etnis dan agama.