Huawei telah meluncurkan Mate X6 di Indonesia dengan harga mencapai Rp30 juta, menawarkan desain lipat premium dan spesifikasi kelas atas. Namun, kekurangan Google Mobile Services (GMS) membuat perangkat ini menjadi tantangan bagi pengguna yang terbiasa dengan ekosistem Google. Artikel ini akan mengulas kontradiksi dari produk ini, apakah Mate X6 merupakan inovasi eksklusif atau hanya sebagai ponsel mahal yang membuat penggunaan menjadi lebih rumit.
Mate X6 oleh Huawei hadir sebagai smartphone lipat ultra-premium yang menawarkan teknologi terkini dengan fitur unik, namun pengguna harus bersusah payah untuk menggunakannya. Dengan harga yang tinggi, hampir mencapai Rp30 juta, perangkat ini memberikan pengalaman revolusioner tanpa Google Mobile Services (GMS), suatu hal yang tidak ditawarkan oleh pesaing seperti iPhone atau Samsung.
Meskipun secara fisik Mate X6 memukau dengan layar OLED 7,93 inci 120Hz dan kamera premium, namun kekurangan kemampuan menjalankan aplikasi Google membuat pengguna harus menghadapi tantangan baru. Huawei menawarkan pengalaman eksklusif yang mengingatkan pada zaman awal penggunaan Android sebelum adanya Play Store.
Fitur unggulan Mate X6 adalah mengajarkan pengguna untuk menjadi teknisi IT yang handal, dengan langkah-langkah instalasi aplikasi yang lebih rumit tanpa Google Play Store. Ponsel ini dirancang untuk segmen pengguna yang suka tantangan, ingin merasakan pengalaman zaman sebelum Play Store, atau orang kaya yang mencari kesulitan dalam penggunaan ponsel.
Secara keseluruhan, Mate X6 merupakan ponsel eksklusif bagi mereka yang menganggap eksklusivitas sebagai sesuatu yang sulit, mahal, dan membingungkan sebagai nilai tambah. Meskipun Huawei berhasil menciptakan desain inovatif dan kamera berkualitas tinggi, pertanyaan tetap mengemuka apakah Mate X6 merupakan simbol inovasi sejati atau hanya sebagai ujian bagi pengguna yang membelinya.