Dalam sebuah komentar rasis yang dibuat oleh seorang netizen di Indonesia terhadap seorang tokoh politik, pembuat artikel merasa tertarik untuk menghadapi masalah rasisme dengan membuat sebuah tulisan. Pembuat artikel menyadari bahwa bersilang kata di media sosial tidak akan bermanfaat, sehingga dia memilih untuk menyampaikan pemahaman tentang akar dan bahaya dari rasisme melalui tulisan ini.
Dalam konteks ini, pembuat artikel teringat dengan serial “Warrior” yang diilhami oleh naskah yang ditulis oleh Bruce Lee. Serial ini menyoroti masalah rasisme dengan latar belakang perang antar geng di San Fransisco pada akhir abad ke-19. Tokoh utamanya, Ah Sahm, seorang imigran Tiongkok yang mahir dalam bela diri, mengalami diskriminasi dan rasisme dari geng-geng lain di Chinatown.
Selain itu, penolakan Warner Bros terhadap Bruce Lee untuk peran di serial “Kung Fu” dan pemberian peran tersebut pada David Carradine juga dianggap sebagai manifestasi dari whitewashing, bentuk rasisme yang mengedepankan supremasi kulit putih dalam media. Serial Warrior juga menggambarkan sikap rasis terhadap imigran Tiongkok yang disebabkan oleh persaingan ekonomi dan politik yang berakar pada sistem kapitalisme.
Pembuat artikel berharap melalui alur cerita serial Warrior, pembaca dapat memahami dampak negatif dari rasisme dan pentingnya menolak segala bentuk diskriminasi. Sebagai bangsa Indonesia yang menganut nilai kemanusiaan, rasisme harus dihapuskan demi terwujudnya persamaan hak dan martabat antar manusia. Selain itu, melalui kisah serial Warrior, pembuat artikel juga menyoroti pentingnya nilai-nilai keadilan dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.