Tahapan Gejala Rabies: Pentingnya Mengenali Dengan Baik

Jangan Lewatkan

Rabies, Penyakit Yang Harus Dikenali dan Diwaspadai

Rabies merupakan salah satu infeksi virus paling mematikan di dunia dengan tingkat kematian hampir seratus persen setelah gejala muncul. Penanganan rabies yang terlambat bisa berujung fatal dan sering kali tidak disadari sejak awal. Luka gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies sering dianggap sepele, namun penanganan cepat sangat penting untuk mencegah risiko kematian.

Di Indonesia, rabies masih menjadi masalah kesehatan serius. Data dari laporan zoonosis tahun 2024 menunjukkan terdapat 185.359 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) dengan 122 kematian pada manusia. Hingga Maret 2025, tercatat sudah ada 13.453 kasus gigitan HPR dengan 25 kematian akibat rabies.

Rabies ditularkan melalui gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi, di antaranya anjing, kucing, rakun, rubah, dan kelelawar. Virus rabies menyebar melalui sistem saraf pusat manusia dan menyebabkan peradangan pada otak serta sumsum tulang belakang. Namun, rabies dapat dicegah dengan vaksinasi, baik pada hewan peliharaan maupun manusia yang berisiko.

Penyakit rabies berkembang secara bertahap melalui beberapa fase, mulai dari gejala awal yang ringan hingga fase paralitik yang bisa berujung pada kematian. Fase gejala awal, sensoris, eksitasi, dan paralitik harus diwaspadai agar penanganan bisa dilakukan secepat mungkin untuk mencegah risiko fatal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat rabies sebagai penyebab puluhan ribu kematian setiap tahun, terutama di Asia dan Afrika, dengan 40% korban berusia di bawah 15 tahun.

Pencegahan rabies sangat penting untuk menghindari penularan virus mematikan ini. Dengan pengetahuan dan kesadaran akan bahaya rabies serta langkah-langkah pencegahannya, diharapkan angka kasus rabies dan kematian akibat penyakit ini dapat terus ditekan.

Source link

Semua Berita

Berita Terbaru