Pada tanggal 19 Juni 2024, rata-rata penggunaan media sosial harian dan pengguna internet di seluruh dunia mencapai 143 menit per hari, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Data ini mencerminkan bagaimana media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di era digital saat ini. Setiap tindakan yang dilakukan di media sosial, seperti unggahan, komentar, dan reaksi, merupakan bagian dari identitas online yang tidak terhapuskan. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, telah menjadi bagian integral dari lanskap digital. Banyak dari mereka yang telah memasuki usia dewasa dan memulai langkah pertama dalam karier mereka. Perusahaan-perusahaan telah mulai menggunakan strategi screening media sosial sebagai bagian dari proses rekrutmen karyawan.
Media social screening merupakan metode yang digunakan oleh HRD untuk mengumpulkan informasi tambahan tentang calon karyawan. Platform seperti LinkedIn dan Instagram menjadi fokus utama untuk melihat aktivitas dan konten yang dibagikan oleh calon karyawan. Personal branding merupakan hal penting dalam proses rekrutmen ini. Calon karyawan yang mampu mengelola personal branding dengan baik di media sosial dapat memberikan kesan profesional yang kuat kepada HRD. Tips untuk meningkatkan personal branding antara lain adalah mengunggah konten yang relevan, menggunakan hashtag secara efektif, konsisten dalam posting, membangun hubungan, dan menjadi autentik.
Dengan memahami dan menerapkan tips ini, Generasi Z dapat mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi tantangan perekrutan di era digital. Personal branding yang kuat tidak hanya membantu dalam mendapatkan pekerjaan, tetapi juga membangun karir yang berkelanjutan dan memuaskan di masa depan. Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.