Kurikulum Merdeka: Solusi Pendidikan Masa Depan

Jangan Lewatkan

Perkembangan dalam dunia pendidikan sering dikaitkan dengan perubahan kurikulum yang terjadi secara periodik. Bagi sebagian orang, terutama kalangan pendidik, perubahan kurikulum seringkali dianggap sebagai hambatan dalam menjalankan tugas sebagai pengajar. Namun, apakah benar setiap kali terjadi perubahan kurikulum, para guru semakin bingung? Dan apa sebenarnya perbedaan antara kurikulum baru dengan kurikulum sebelumnya?

Perjalanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu menunjukkan banyak hambatan yang muncul dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan kekhawatiran terkait hilangnya pembelajaran dan meningkatnya kesenjangan pendidikan antarwilayah serta antarkelompok sosial-ekonomi. Sebagai upaya untuk memulihkan proses pembelajaran pasca pandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperkenalkan Kurikulum Merdeka. Program ini dirancang untuk memajukan pendidikan tanpa mengubah struktur kurikulum secara signifikan dari kurikulum sebelumnya.

Salah satu keunggulan dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas struktur kurikulum yang memungkinkan guru fokus pada materi esensial sambil memberikan keleluasaan dalam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selain itu, aplikasi yang disediakan juga memberikan berbagai referensi kepada guru untuk mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik. Kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka tidak terlepas dari peran aktif guru, seperti yang disampaikan oleh Danang Hidayatullah, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Sofie Dewayani dari Litara Foundation, yang menekankan pentingnya struktur kurikulum yang fleksibel untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa. Dengan demikian, guru memiliki kebebasan untuk berinovasi dalam strategi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan literasi siswa. Dengan adanya kurikulum yang baru, diharapkan guru dapat lebih giat dan kreatif dalam mengajar sedangkan siswa dapat menerima transfer ilmu dengan lebih efektif.

Kurikulum Merdeka sendiri dirancang dengan prinsip-prinsip yang mengedepankan pengembangan karakter, fleksibilitas pembelajaran, dan fokus pada muatan esensial. Melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), satuan pendidikan dapat mengakses informasi terkait implementasi kurikulum secara lebih efisien. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, juga diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan Kurikulum Merdeka guna mendukung upaya pemulihan pembelajaran dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Source link

Semua Berita

Berita Terbaru