Belajar melalui media sosial telah mengubah paradigma belajar di era digital saat ini. Dulu, belajar hanya terjadi di dalam ruang kelas dengan buku tebal sebagai sumber materi, namun sekarang belajar dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Platform media sosial seperti Instagram dan YouTube telah bertransformasi menjadi ruang belajar yang informatif, menyenangkan, dan mudah diakses oleh siapa pun.
Instagram dan YouTube kini bukan hanya tempat untuk berbagi foto atau video gaya hidup, tetapi juga menjadi sarana edukatif yang penuh dengan konten-konten berguna dan menarik. Format carousell, reels, dan infografis telah mengubah cara belajar menjadi lebih fleksibel, visual, dan personal. Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, lebih suka konten yang singkat, visual, dan langsung to the point. Hal ini mendorong pertumbuhan pesat konten edukasi digital sebagai bagian integral dari metode belajar saat ini.
Perubahan perilaku konsumen digital juga memainkan peran penting dalam proses belajar melalui media sosial. Konsumen, dalam hal ini pelajar atau audiens, tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga secara aktif memilih, menafsirkan, dan merespons konten yang mereka konsumsi. Dalam hal ini, cara penyampaian konten dengan gaya santai, relatable, dan menggunakan bahasa sehari-hari lebih efektif dibandingkan dengan presentasi formal yang membosankan.
Tumbuhnya fenomena edukreator juga menarik, di mana individu menggunakan media sosial untuk membagikan pengetahuan dan keterampilan mereka. Para edukator tidak hanya mengajar, tetapi juga membangun personal branding sebagai sumber belajar. Di samping itu, komunitas digital juga berperan penting dalam proses belajar, di mana kolaborasi dan diskusi menjadi hal yang sangat berharga.
Untuk para kreator dan edukator, ada beberapa strategi praktis untuk memaksimalkan promosi edukatif di Instagram, seperti menggunakan visual menarik, menambahkan Call to Action yang jelas, dan berusaha menjaga konsistensi antara Instagram dan YouTube. Yang terpenting, belajar melalui media sosial tidak lagi harus formal, tetapi harus bermakna dan relevan demi memperkaya pengalaman belajar audiens.