Penipuan dalam jaringan semakin merambah dengan modus baru yang dilakukan oleh YCF dan SC. Mereka membuat situs fiktif yang menampilkan kondisi pasar saham secara real-time untuk menipu korban agar berinvestasi di situs tersebut. Direktur siber Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Roberto GM Pasaribu, menjelaskan bahwa para korban situs tersebut dibuat seolah-olah dapat melihat pergerakan harga saham dan nilai bitcoin. Dengan tampilan yang sangat meyakinkan, korban merasa tertarik untuk berinvestasi.
Selain itu, para korban juga diarahkan melalui video conference oleh seseorang yang tampak nyata, namun sebenarnya merupakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Orang fiktif tersebut menunjukkan transaksi keuangan secara mirip dengan perdagangan saham atau kripto yang sebenarnya. Korban diperdaya dengan janji keuntungan hingga 150 persen dari jumlah saham yang diinvestasikan.
Namun, intrik penipuan mulai terbongkar ketika salah satu korban mencoba menarik dana yang sudah diinvestasikan. Mereka diminta membayar pajak palsu sebelum dapat menarik keuntungan. Sejumlah perusahaan yang digunakan para tersangka untuk kegiatan penipuan diantaranya adalah PT. Multi Serba Jadi, PT. Multi Jaya Internasional, PT. Putra Royal Delima, PT. Jabal Magnet Grup, dan beberapa perusahaan lainnya.
Korban akhirnya menyadari bahwa mereka telah tertipu setelah kerugian mencapai miliaran Rupiah. Dari laporan yang masuk ke Polda Metro Jaya, kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp18,3 miliar dengan delapan orang korban. Pihak kepolisian telah menerima laporan dari berbagai daerah terkait modus penipuan ini dan terus melakukan investigasi untuk mengungkap pelaku yang bertanggung jawab.
