Mie merupakan salah satu kuliner favorit di Indonesia yang paling digemari oleh berbagai kalangan. Dua jenis mie yang kerap ditemui adalah bakmi dan mie ayam, meski serupa namun keduanya memiliki perbedaan mendasar yang patut diketahui oleh para penggemar mie.
Bakmi berasal dari tradisi Tionghoa yang telah lama masuk ke Indonesia. Awalnya, bakmi disajikan dengan daging babi sebagai topping utamanya namun berkembang menggunakan topping ayam, sapi, atau bahan lain sesuai selera masyarakat Indonesia. Sementara mie ayam dianggap sebagai adaptasi lokal dari bakmi dengan sentuhan bumbu khas Nusantara. Kuah kaldu ayam dan topping ayam kecap menjadi ciri khas utama mie ayam.
Perbedaan antara bakmi dan mie ayam terletak pada bahan dasar mie, ukuran mie, proses pembuatan, penyajian kuah, warna dan rasa topping ayam, serta topping dan pelengkap. Bakmi biasanya terbuat dari campuran tepung terigu dan telur dengan warna kuning karena penggunaan telur. Sedangkan mie ayam menggunakan bahan sederhana seperti tepung terigu dan air, tanpa telur sehingga menghasilkan mie berwarna pucat.
Proses pembuatan bakmi melibatkan rebus, bilas dengan air dingin, aduk dengan minyak, sedangkan mie ayam langsung direbus dan dicampur dengan minyak serta bumbu dasar sebelum disajikan. Selain itu, bakmi kuahnya biasanya disajikan terpisah sementara mie ayam disajikan bersamaan dengan mie dan toppingnya.
Ayam pada bakmi berwarna pucat dengan bumbu sederhana, sedangkan ayam pada mie ayam dimasak dengan bumbu kecap yang kaya rempah sehingga memiliki tampilan lebih cokelat dan rasanya manis-gurih. Bakmi memiliki variasi topping yang beragam, sedangkan mie ayam umumnya disajikan dengan ayam kecap, sawi rebus, sambal, dan bawang goreng.
Baik bakmi maupun mie ayam memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat dengan rasa dan karakteristik yang unik. Pilihan kembali kepada selera masing-masing, namun memahami perbedaan antara keduanya dapat menambah wawasan kuliner sekaligus memperkaya pengalaman menikmati olahan mie khas Nusantara.
