Golkar Berupaya Maksimalkan Suara di Pemilu 2024
Golkar berusaha meraih suara maksimal di Pemilu 2024, dengan target finis di urutan kedua dan menyaingi PDI Perjuangan. Menurut Pengamat Politik Arief Budiman, hal tersebut bukanlah kebetulan tetapi merupakan hasil dari kalkulasi politik yang teliti.
Menurut Arief, strategi Golkar dalam Pileg 2024 dapat dijelaskan sebagai politik kredit-debit. Dengan modal genetik kemapanan institusional yang dimiliki, Golkar melakukan perhitungan cermat dalam setiap langkahnya untuk mengubah setiap biaya yang sebelumnya dianggap sebagai kewajiban menjadi keuntungan politik.
Untuk menjaga dukungan dari para pemilihnya, Arief menyarankan agar Golkar tidak boleh melakukan kesalahan dalam Pilkada 2024. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mencari sosok yang memiliki karisma untuk menjadi kepala daerah dan siap untuk bertarung dalam Pilpres 2029.
“Arah yang penting bagi Golkar saat ini adalah menemukan sosok yang karismatik dan siap untuk menghadapi Pilpres 2029. Pilkada yang akan dilaksanakan pada bulan November nanti dapat menjadi penanda penting dalam pemilihan calon yang tepat,” ujar Arief yang juga menjabat sebagai Chief Political Officer dari Political Strategy Group (PSG).
Arief juga menekankan bahwa trend kepemimpinan nasional saat ini cenderung melihat rekam jejak seorang kepala daerah. Dari tiga pemilihan presiden sebelumnya, mayoritas kandidat yang muncul adalah mantan kepala daerah yang memiliki pengalaman dalam menjalankan pemerintahan.
“Dalam tiga pemilihan presiden terakhir, kita bisa melihat bahwa mayoritas kandidat yang muncul adalah mantan kepala daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan nasional saat ini lebih mengutamakan pengalaman politik sebagai kepala daerah,” jelasnya.
