27.1 C
Jakarta
Saturday, October 19, 2024

Viral Siswi SD di Ambon di-Bully Kakak Kelas, Dicekik hingga Diancam Dibunuh

Jangan Lewatkan

Ambon – Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di kota Ambon, Provinsi Maluku menjadi korban perundungan atau bullying. Siswi SD inisial SN itu di-bully oleh kakak kelasnya inisial KS (12). Korban di-bully dengan diintimidasi lalu dianiaya.

Baca Juga :

Jelang PPDB, Diskominfo Tangsel Siapkan Infrastruktur Server

Aksi perundungan yang menimpa anak 11 tahun itu sempat viral setelah videonya beredar luas di berbagai platform media sosial. Dari rekaman video amatir yang beredar, pelaku begitu emosi ketika intimidasi korban. 

Pelaku tampak mencekik leher dan menampar wajah serta bagian belakang kepala korban dengan kepalan tangannya. Biadabnya lagi, anak yang masih di bawah umur itu mengancam akan membunuh korban. 

Baca Juga :

Geger! Siswi SMA di Mesuji Lampung Ditemukan Tewas dalam Parit dengan Luka Tusuk

“Sayang-sayang beta punya ade kelas par ose (buat kamu), kalau seng (tidak) beta bunuh ose di sini (saya bunuh kamu di sini),” kata pelaku sambil mendorong korban dalam video yang beredar, dikutip Rabu 29 Mei 2024.

Tak sampai di situ, pelaku masih terus berlanjut dengan membentak korban. Padahal, korban sudah terlihat sangat ketakutan dan hanya bisa menangis sambil memohon pelaku menghentikan aksinya brutalnya tersebut.

Baca Juga :

Polisi Blak-blakan Ungkap Peran 2 Tersangka Baru Kasus Kecelakaan Bus Maut di Subang

“Lap ose pung (hapus kamu punya) air mata,” kata pelaku sambil membentak korban.

Ironisnya, dalam video itu tidak ada satu pun guru atau siswa yang menghentikan aksi bejat pelaku. Tampak para siswa yang menyaksikan kejadian itu hanya menonton pelaku melancarkan aksinya dan tidak berusaha menghentikan tindakan pelaku. Paranya lagi, para siswa yang lain hanya sibuk mengabadikan setiap momen aksi pelaku terhadap korban dengan kamera handphone.

Menurut informasi, ternyata pelaku merupakan kakak kelas dari korban. Pelaku siswi kelas 6 sedangkan korban kelas 5 di SD Negeri 91 Waiheru, Ambon. Aksi tidak terpuji pelaku berlangsung di ruang kelas dan disaksikan sejumlah siswa sekolah tersebut.

Kepala SD 91 Waiheru, Komala Mumin mengatakan bahwa aksi perundungan tersebut benar terjadi di sekolahnya. Aksi kekerasan itu, kata dia, terjadi saat para siswa usai mengikuti ujian di sekolah pada Selasa 28 Mei 2024 kemarin sekitar pukul 11.00 WIT. 

“Benar, kejadian itu terjadi di sekolah ini. Kakak kelas yang mem-bully adik kelasnya. Kejadian sebenarnya itu terjadi kemarin saat anak-anak selesai tes atau ulangan. Kejadiannya sekitar jam 11,” ujar Komala kepada wartawan Rabu 29 Mei 2024

Komala mengaku jika saat kejadian guru yang ada di sekolah sedang mengerjakan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Siswa lain yang melihat peristiwa itu baru melapor ke guru setelah kejadian berlangsung.

“Saat kejadian sebenarnya masih ada guru. Tapi guru yang di sekolah itu sedang mengerjakan tugas PMN, nanti ada satu siswi yang datang melapor,” ungkapnya

Komala mengaku jika dirinya saat kejadian tidak berada di sekolah karena sedang mengikuti acara pelepasan jemaah haji di Gedung Azhari, Ambon. 

“Kalau saya sedang tidak di sekolah dan ada beberapa juga guru saya kumpul karena mama saya mau pelepasan ibadah haji. Jadi selesai apel saya langsung pergi,” ungkap Komala.

Komala menyebut jika dirinya baru mengetahui adanya perundungan terhadap siswinya setelah video tersebut beredar di media sosial Whatsapp. Komala mengaku kaget dan segera mengani kasus tersebut.

Dia pun turut menyayangkan kejadian tidak ada satu pun siswa melapor ke guru di sekolah. 

“Awalnya saya tahu setelah ada yang mengirimi videonya ke Whatsapp. Tentu saya sangat menyayangkan kejadian ini dan tidak siswa yang melapor ke guru,” ujarnya.

Korban bully di Bekasi dipaksa cium kaki (di-blur)

Menurut Komala, dirinya belum mengetahui pasti penyebab masalah hingga pelaku tega menganiaya korban. 

Sehingga, Komala pun segera menangani kasus tersebut bersama Dinas Pendidikan dengan menghadirkan kedua orang tua antara pelaku dan korban agar kasus itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

“Mungkin ada emosi atau apa saya belum tahu. Makanya kita panggil semua dulu orang tuanya kita tanya apa persoalan anaknya,” katanya.

“Semoga kedua belah pihak korban maupun pelaku mendapat titik temu agar bisa menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Jujur saya kecewa dengan kejadian ini. Dan jangan sampai kita mendamaikan tapi nanti terjadi lagi dan terjadi lagi,” katanya memungkasi.

Halaman Selanjutnya

Ironisnya, dalam video itu tidak ada satu pun guru atau siswa yang menghentikan aksi bejat pelaku. Tampak para siswa yang menyaksikan kejadian itu hanya menonton pelaku melancarkan aksinya dan tidak berusaha menghentikan tindakan pelaku. Paranya lagi, para siswa yang lain hanya sibuk mengabadikan setiap momen aksi pelaku terhadap korban dengan kamera handphone.

Halaman Selanjutnya

Source link

Semua Berita

Berita Terbaru