Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ali Munhanif, mengatakan bahwa jika pasangan Prabowo-Gibran benar-benar terwujud, mereka diyakini akan sulit untuk menang karena adanya kontrol publik yang semakin kuat saat ini. Ali Munhanif mengungkapkan hal ini pada Sabtu (21/10/2023).
Ali Munhanif menjelaskan bahwa manuver politik yang dilakukan untuk mencawapreskan Gibran akan terus dikontrol oleh publik. Hal ini terbukti dengan kegagalan wacana perpanjangan masa jabatan dan penambahan masa jabatan presiden yang sebelumnya dilakukan. Jika pencalonan Gibran hanya bertujuan sebagai exit strategi, Ali Munhanif menyatakan bahwa hal tersebut tidak mudah dilakukan karena publik akan terus mengawal agar demokrasi tidak diarahkan oleh orang-orang yang hanya menginginkan kekuasaan.
Ali Munhanif juga menambahkan bahwa jika Jokowi atau partainya tetap memaksakan pencawapresan Gibran, pasangan Prabowo-Gibran akan sulit untuk menang. Namun, dia menyebutkan bahwa hal itu bisa berubah jika mereka menggunakan alat-alat kepolisian, melakukan kecurangan, atau menggunakan cara-cara yang tidak fair dalam proses pemilihan.
Ali Munhanif mencatat bahwa Jokowi bisa saja mengubah sikapnya terkait pencawapresan Gibran, terutama setelah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyebutkan adanya cacat hukum terkait dengan batasan usia calon presiden/wakil presiden. Namun, opini ini digaungkan oleh Yusril dan pakar hukum lainnya.
Ali Munhanif menyimpulkan bahwa sentiment publik terhadap politik dinasti akan terus meningkat, dan hal ini akan membuat publik semakin sadar. Oleh karena itu, pencalonan Gibran justru bisa berakhir dengan blunder dan tidak akan memberi dampak positif pada pencalonan Prabowo Subianto.
