Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tidak terbentuk secara kebetulan.
Menurut Din Syamsuddin, Anies dan Cak Imin adalah representasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga, kata dia, telah terbentuk Koalisi NU-Muhammadiyah lewat didukungnya Anies dan Cak Imin secara bersama-sama.
“Terakhir dari sudut kriteria ini bukan suatu kebetulan. Saya ditanya ‘kapan terjadi Indonesia dipimpin tokoh NU dan Muhammadiyah?” kata Din Syamsuddin.
“Saya jawab begini, Cak Imin itu tokoh NU, Mas Anies bisalah dianggap dari Muhammadiyah. Ini sudah terjadi koalisi Muhammadiyah dan NU,” sambung dia.
Din Syamsuddin menyatakan Anies dan Cak Imin membuka jalan bersatunya pemimpin dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. “Kapan-kapan boleh dibalik, yang presidennya NU dan wakilnya Muhammadiyah,” kata dia.
Meski begitu, Din menyampaikan bahwa ini bukan berarti sektarianisme atau diskriminasi yang muncul akibat adanya perbedaan di antara suatu kelompok, seperti perbedaan agama. Sehingga, kata dia, Anies-Muhaimin juga berhak didukung agama apa pun.
“Tapi kepada para tokoh agama lain, ini bukan wawasan sektarianisme. NU dan Muhammadiyah adalah pilar dari bangsa dan negara Indonesia. Jadi tidak perlu khawatir karena turut membangun bangsa dan negara,” terang Din.