Ganjar menyatakan bahwa KTP sakti menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Banyak sekali yang protes kepada saya karena saya tidak mendapatkan bantuan sedangkan tetangga saya mendapatkan. Padahal kami mohon maaf dari keluarga tidak mampu. Inilah mengapa kita mempunyai program KTP, agar penerima manfaat cukup menunjukkan KTP saja,” ujarnya.
“Jika semuanya yang tidak mampu nanti dapat diketahui dengan KTP. Insya Allah, Anda akan mendapatkan bantuan, data akan diperbaiki. Insya Allah saya akan turun tangan mempercepat proses tersebut agar seluruh bantuan bisa diberikan kepada yang berhak,” lanjutnya.
Berbeda dengan Jumiati, Sumarlin justru mengeluhkan soal harga kebutuhan pokok yang terus meningkat. Dia mencontohkan, harga beras yang sudah mencapai Rp 15 ribu per liter.
“Dulu harganya Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu per liter,” ungkap Sumarlin.
“Sudah berapa lama harga beras Rp 15 ribu?,” tanya Ganjar.
“3 bulan,” jawab Sumarlin.
