Asal Usul Kalender Masehi, Sistem Penanggalan yang Berpatokan pada Gerakan Bulan
Kalender Masehi yang kita kenal dan gunakan saat ini memiliki asal muasalnya dari sistem penanggalan kalender Romawi kuno. Menurut Studi Komparasi Sejarah dan Aturan Kalender Masehi, penanggalan kalender Masehi awalnya mengacu pada gerakan bulan dalam penanggalan Romawi kuno.
Penanggalan Romawi ini pertama kali digunakan pada masa kekuasaan Romulus, pendiri Romawi pada abad ketujuh SM. Sistem ini awalnya memakai siklus bulan untuk merujuk pada penanggalan. Selanjutnya, sistem penanggalan Romawi berubah menjadi kombinasi siklus bulan dan matahari.
Kombinasi ini mendorong penambahan bulan ke-12 setiap dua atau tiga tahun untuk menyelaraskan kalender dengan musim yang dipengaruhi oleh peredaran semu matahari. Dengan demikian, setiap tahun dalam kalender Romawi terdiri dari 366 hari.
Siklus penanggalan Romawi dimulai dengan bulan Maret berdasarkan posisi matahari di titik Aries. Namun, perhitungan ini tidak selalu akurat karena Pontiffs, pendeta dalam sistem penanggalan tersebut, sering terlambat dalam menghitung penanggalannya.
Kejanggalan dalam sistem penanggalan Romawi juga terjadi pada posisi matahari yang seharusnya berada di titik Aries pada bulan Maret, namun terjadi mundur hingga Juni. Hal ini menjadi perhatian Julius Caesar, yang pada tahun 47 SM mengajukan perubahan pada kalender tersebut.
Julius Caesar mengusulkan modifikasi kalender dengan memotong 90 hari dari kalender Romawi tradisional untuk menyelaraskan dengan tahun Syamsiyah yang terdiri dari 365,25 hari. Hasilnya, ia memotong 23 hari dari Februari dan 67 hari dari November dan Desember.
Perbaikan inilah yang kemudian dikenal dengan Kalender Julian, yang menjadi dasar penanggalan kaum Kristen. Kalender ini membagi tahun menjadi dua: tahun pendek (365 hari) dan tahun kabisat (366 hari). Nama bulan yang kita kenal saat ini juga diciptakan dalam Kalender Julian.
Selanjutnya, melalui usaha Paus Gregorius XIII, lahir Kalender Gregorian yang merupakan perbaikan dari Kalender Julian. Koreksi ini terkait dengan pembagian tahun kabisat dan variasi pada perhitungan jumlah hari dalam setahun. Kalender Gregorian mulai dikenal di berbagai negara penganut Kristen-Katolik, termasuk Indonesia, pada tahun 1910.
Sekian ulasan mengenai asal usul Kalender Masehi, sistem penanggalan yang mencerminkan evolusi dalam penanggalan berbasis matahari dan bulan dari masa Romawi kuno hingga zaman modern. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat mengenai sejarah dan perubahan dalam penggunaan kalender Masehi.