Persoalan tidak terbayarnya honor guru madrasah dan pihak lainnya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon terus mengundang perhatian dari sejumlah pihak, termasuk Gerakan Mahasiswa (Gema) Al-Khairiyah. Sebagai bentuk simpati dan solidaritas, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gema Al-Khairiyah menggelar unjuk rasa di depan kantor Pemkot Cilegon. Ketua Gema Al-Khairiyah, Supardi, menilai bahwa tidak ada alasan bagi tidak terbayarnya honor para guru madrasah dan lainnya, karena mereka telah melaksanakan tugas dengan baik.
Dalam unjuk rasa tersebut, Supardi menegaskan bahwa tidak membayar honor para guru madrasah, guru honorer, Linmas, hingga kader Posyandu di triwulan ke IV membuktikan kepemimpinan Walikota Cilegon, Helldy Agustian, gagal dan sangat bobrok. Menurutnya, honor para guru dan tenaga pendidik tersebut seharusnya telah tercatat dalam APBD dan tidak dialokasikan ke anggaran lain.
Supardi menyayangkan tindakan Pemkot Cilegon yang tidak membayarkan hak para guru madrasah dan lainnya yang telah bekerja dengan baik. Dia merasa kecewa dengan kebijakan yang menyebabkan para guru tidak menerima haknya. Terlepas dari hal ini, Gema Al-Khairiyah tetap aktif membela hak-hak para guru dan tenaga pendidik yang pantas untuk diterima. Penulis artikel ini adalah Maulana, dengan penyunting Tn Moch. Ibnu Rushd. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi BantenNews.co.id.