Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menyoroti kejadian longsor di Kabupaten Serang, khususnya di bekas akses proyek geotermal. Direktur Eksekutif WALHI, Suci Fitria Tanjung, menyatakan bahwa eksplorasi atau pembukaan lahan untuk keperluan geotermal dapat berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Tanah yang kehilangan kemampuan menyerap air hujan dapat menyebabkan longsor, dan kondisi vegetasi yang terganggu dapat memberikan resiko bencana lebih besar.
WALHI memantau lokasi-longso di jalur bekas proyek geotermal dan menemukan keterkaitan dengan aktivitas sebelumnya. Meskipun tidak ada korban jiwa pada kejadian ini, WALHI mengingatkan masyarakat akan potensi bahaya yang lebih besar jika proyek geotermal tersebut tetap berlanjut. Suci menyoroti tanggapan pemerintah kabupaten yang cenderung menyalahkan faktor cuaca dan alam, tanpa memperhitungkan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Kerusakan lahan dapat membuat tanah kehilangan kemampuan menyerap air hujan, meningkatkan risiko longsor. WALHI berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan daya tampung air di daerah yang terdampak. Meskipun skala longsor kali ini tidak besar, WALHI menegaskan bahwa hal ini harus dijadikan peringatan serius bagi pemerintah dan masyarakat. Eksplorasi geotermal tanpa memperhitungkan dampak lingkungan dapat menyebabkan bencana yang lebih besar di masa depan.