Kajian budaya merupakan suatu upaya untuk memahami dan mendefinisikan budaya sebagai proses pemaknaan yang terjadi dalam interaksi sosial. Budaya tidak hanya dipandang sebagai warisan turun-temurun, tetapi juga sebagai hasil dari interaksi dinamis antara individu dalam masyarakat. Globalisasi menjadi faktor penting yang memengaruhi perkembangan kebudayaan dengan meningkatkan interaksi antarbudaya. Namun, dalam menghadapi perbedaan budaya, penting untuk menghormati keberagaman individu dan kelompok.
Di Indonesia, perkembangan kebudayaan seringkali tidak sesuai dengan harapan, yang kemudian menimbulkan krisis identitas. Krisis identitas, seperti yang dipaparkan oleh psikolog Erik Erikson, adalah konflik yang muncul dalam pembentukan identitas seseorang. Globalisasi, perubahan sosial, dan pengaruh budaya asing seringkali menjadi pemicu krisis identitas ini. Erosi budaya lokal, yang diakibatkan oleh dominasi budaya asing, menjadi salah satu dampak dari krisis identitas yang muncul.
Selain erosi budaya lokal, modernisasi dan urbanisasi juga berkontribusi dalam mengubah pola hidup dan nilai-nilai masyarakat. Perpindahan penduduk dari desa ke kota seringkali membuat mereka melupakan budaya asal dan lebih mengadopsi gaya hidup urban. Nilai-nilai luhur seperti gotong royong dan kekeluargaan terancam tergantikan oleh individualisme. Selain itu, dominasi budaya populer dari negara lain juga mempengaruhi minat masyarakat terhadap budaya lokal.
Dalam menghadapi tantangan krisis identitas dan erosi budaya lokal, penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga keberagaman budaya yang ada. Meskipun terjadi perubahan sosial dan pengaruh budaya asing, keberagaman budaya Indonesia tetap merupakan aset yang berharga. Dengan upaya pelestarian budaya dan penghargaan terhadap nilai-nilai lokal, diharapkan keberagaman budaya di Indonesia dapat tetap terjaga meskipun dihadapkan pada dinamika globalisasi dan modernisasi.