Harga kelapa tua di Kabupaten Pandeglang melonjak tinggi, memicu kegemparan di kalangan pedagang. Dari harga biasanya Rp5 ribu per butir, kini kelapa tua dijual seharga Rp15 ribu dengan ukuran terkecil. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak 4 bulan lalu dan sempat mencapai Rp25 ribu per butir saat bulan Ramadan. Namun, saat ini harga stabil di angka Rp15 ribu untuk ukuran terkecil, sementara ukuran sedang hingga besar dihargai antara Rp18 ribu hingga Rp20 ribu.
Permintaan kelapa tua dari Pandeglang dipengaruhi oleh kurangnya pasokan dari Lampung, sehingga juragan kelapa harus turun langsung ke kampung-kampung untuk membeli kelapa. Hal ini memicu persaingan antara penjual kelapa eceran dengan juragan kelapa, yang pada akhirnya menentukan harga jual kelapa. Meskipun pedagang merasa terpaksa untuk menjual dengan harga tinggi, hal ini dilakukan karena harga kelapa dari pemilik kebun juga sudah tinggi.
Situasi ini membuat para pedagang, seperti pemilik usaha parut kelapa Mas Udin, merasa kesulitan karena harus membeli kelapa dengan harga mahal, namun tetap menjualnya untuk memenuhi permintaan pelanggan. Para penjual kue seperti Mut juga mengalami kesulitan karena kelapa menjadi bahan pokok. Meskipun sulit, mereka berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar harga kelapa tidak terus meroket. Hal ini penting agar pedagang kecil tetap dapat menjalankan bisnisnya tanpa terkena dampak yang lebih berat.