Dunia tengah menyaksikan titik genting baru dalam konflik Timur Tengah yang semakin memanas. Angkatan Udara Amerika Serikat telah mengerahkan pesawat kargo militer terbesar, C-5M Super Galaxy, ke Arab Saudi, dekat perbatasan Iran. Langkah ini dianggap sebagai sinyal keras atas potensi intervensi militer AS dalam konflik Iran-Israel. Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD) Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menjelaskan bahwa kehadiran militer AS tanpa mandat internasional pada skala ini dapat memicu respons balasan yang lebih luas dari Iran atau sekutunya. Isu tersebut juga menyoroti ironi besar dalam politik dunia Islam, di mana Iran, sebagai representasi mazhab Syiah, menghadapi Israel dengan minimnya dukungan dari negara-negara Muslim lainnya.
Umam menekankan pentingnya menjaga ruang diplomasi terbuka untuk mencegah eskalasi konflik yang berpotensi berujung pada tragedi global. Dia juga mencermati pergeseran orientasi politik dunia Islam yang lebih didorong oleh pertimbangan geopolitik ketimbang solidaritas keagamaan. Upaya de-eskalasi dan diplomasi multilateral yang adil dan setara dianggap vital untuk mengurangi ketegangan. Umam menyoroti bahwa perang Iran-Israel bukan hanya mengancam kedua negara itu, tetapi juga seluruh umat manusia. Ia menegaskan pentingnya belajar dari sejarah dan menghindari perang dunia ketiga dengan berupaya membangun dialog dan kepercayaan di tengah polarisasi dunia saat ini.
