PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, pabrik baja di Kota Cilegon, Banten, dibangun oleh dua presiden yang berbeda. Proyek ini pertama kali dimulai oleh Presiden Soekarno dan sempat terbengkalai sebelum dilanjutkan oleh Presiden Soeharto.
Pada tanggal 20 Mei 1962, selama operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat, Soekarno memulai pembangunan Proyek Baja Trikora di Cilegon. Tujuannya adalah untuk membangkitkan industri baja di Indonesia, dengan proyek ini diperkirakan selesai pada tahun 1968.
Namun, proyek tersebut terbengkalai setelah meletusnya peristiwa G30S 1965. Baru pada tahun 1970, Presiden Soeharto menghidupkan kembali industri tersebut dengan bantuan dari Direktur Pertamina, Mayor Jenderal Ibnu Sutowo. Nama proyek pun berubah menjadi Krakatau Steel.
Untuk membangun Krakatau Steel, diperlukan kawasan seluas 2.113.142 meter persegi, yang membutuhkan pembebasan tanah dari 5.072 penduduk di 11 desa. Ganti rugi yang diberikan kepada penduduk meliputi berbagai jenis tanah dan harta benda yang harus dikompensasi.
Krakatau Steel akhirnya diresmikan pada tanggal 27 Juni 1977 oleh Presiden Soeharto. Peresmian tersebut dihadiri oleh para pejabat dan merupakan sebuah prestasi besar dalam upaya memajukan industri baja di Indonesia.
Dengan diresmikannya Krakatau Steel, Indonesia semakin maju dalam upaya memenuhi kebutuhan pembangunan secara mandiri. Selain itu, Krakatau Steel juga menjadi simbol kemajuan industri baja di Indonesia.
Sumber: [BantenNews.co.id](https://www.bantennews.co.id/wp-content/uploads/2024/05/images-29-640×412.webp)