Pasangan suami istri, Saepudin dan Sayanah, dari Kampung Nameng, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, saat ini harus bertahan tinggal di sebuah rumah tanpa atap genteng. Pada Januari 2025, rumah mereka mengalami kerusakan parah akibat hujan dan angin kencang, sehingga genting atapnya hancur dan hanya dilindungi oleh terpal.
Saepudin membagikan pengalamannya, mengatakan bahwa hujan deras dan angin kencang membuat genteng rumah mereka ambruk. Akibatnya, hampir seluruh genting lepas dan ia pun mengalami luka pada tangan kanannya karena tertimpa reruntuhan genteng. Meskipun desa sudah datang ke lokasi kejadian, namun belum ada bantuan dari Pemkab Lebak yang diterima oleh pasangan tersebut.
Pasangan tersebut berharap agar Pemerintah segera memberikan bantuan agar mereka dapat kembali tinggal di rumah yang layak, terutama menjelang bulan puasa. Namun, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Lebak, Lingga Segara, menjelaskan bahwa Pemkab memiliki program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang bersifat sebagai stimulan untuk mendorong masyarakat membangun rumah secara swadaya. Masyarakat yang membutuhkan bantuan bisa mengajukan permohonan melalui proposal, namun belum ada kepastian kapan bantuan akan direalisasikan untuk keluarga Saepudin dan Sayanah.