Peristiwa Musa membelah Laut Merah dalam keyakinan agama samawi merupakan salah satu mukjizat yang paling mengesankan. Menurut Alkitab, Musa, seorang nabi Tuhan, memerintahkan perairan terdalam Laut Merah untuk membuka jalan bagi bangsa Israel melarikan diri dari kejaran Firaun Mesir. Penelitian terbaru dari National Center for Atmospheric Research menunjukkan bahwa fenomena ini bisa terjadi secara alami, tanpa intervensi ilahi, dengan angin yang bertiup pada sudut dan kecepatan tertentu.
Carl Drews, seorang ahli oseanografi, menjelaskan bahwa peristiwa ini membutuhkan angin dengan kecepatan khusus untuk membuka terowongan air selebar 3 mil. Lokasi Teluk Aqaba awalnya dipertimbangkan, tetapi penelitian geologi menunjukkan bahwa Teluk Suez atau Danau Tannis mungkin menjadi tempat peristiwa itu terjadi.
Dalam perspektif Islam, kisah Musa membelah Laut Merah juga diceritakan dalam Al-Qur’an sebagai mukjizat dari Allah. Meskipun penelitian ilmiah mencoba menjelaskan secara natural, umat Islam percaya bahwa mukjizat tersebut adalah bukti kekuasaan Tuhan. Kisah ini mengajarkan pentingnya iman dan kepasrahan kepada Allah dalam menghadapi cobaan.
Dengan demikian, baik dari sudut pandang ilmiah maupun agama, kisah Musa membelah Laut Merah tetap menjadi inspirasi dan pengajaran tentang kekuasaan Tuhan yang luar biasa. Meskipun ada berbagai pendekatan dalam menganalisis peristiwa ini, kisah tersebut tetap menjadi sumber refleksi dan keajaiban yang melebihi pemahaman manusia.