27.4 C
Jakarta
Monday, April 28, 2025

Menyadari Bahaya Toxic Productivity bagi Kesehatan Mental

Jangan Lewatkan

Di zaman yang serba cepat ini, tekanan untuk selalu produktif semakin meningkat. Banyak orang merasa bahwa semakin sibuk mereka, semakin sukses pula mereka. Namun, cara berpikir seperti itu dapat membawa pada toxic productivity, kondisi di mana seseorang merasa harus terus bekerja tanpa henti, bahkan saat tubuh dan pikirannya sudah lelah. Toxic productivity dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, serta menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Toxic productivity adalah kondisi di mana seseorang merasa harus selalu produktif tanpa henti. Orang yang mengalami kondisi ini sering merasa bersalah jika tidak melakukan sesuatu yang dianggap “bermanfaat,” meskipun sebenarnya mereka membutuhkan istirahat. Gejala toxic productivity meliputi perasaan harus sibuk, sulit beristirahat, kehilangan keseimbangan hidup, takut tertinggal dari orang lain, dan tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Occupational Health Psychology, disebutkan bahwa toxic productivity dapat menyebabkan kelelahan mental, tingkat stres yang tinggi, dan penurunan kualitas hidup karena kurangnya waktu istirahat yang cukup. Untuk mengatasi toxic productivity, penting untuk sadari pola pikir yang tidak sehat, buat prioritas dan kelola waktu dengan baik, luangkan waktu untuk relaksasi, batasi konsumsi media sosial, dan pertimbangkan bantuan profesional jika diperlukan.

Produktivitas yang sehat adalah produktivitas yang memperhatikan keseimbangan hidup. Terus bekerja tanpa henti tidak selalu berujung pada kesuksesan, tetapi bisa mengarah pada kelelahan dan ketidakbahagiaan. Dengan mengenali ciri-ciri toxic productivity dan menerapkan strategi yang tepat, setiap orang bisa tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan diri sendiri.

Source link

Semua Berita

Berita Terbaru