Pemerintah Kabupaten Serang fokus pada optimalisasi pola tanam padi tanpa menambah lahan pertanian, sebagai respon terhadap target Pemerintah Provinsi Banten untuk meningkatkan produksi padi. Dalam hal ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Serang, Suhardjo, menjelaskan bahwa petani didorong untuk menanam kembali dalam waktu 14 hari setelah panen guna mengejar Indeks Pertanaman 400. Langkah ini dilakukan agar tanaman padi dapat ditanam hingga empat kali dalam setahun, lebih efisien dibandingkan sebelumnya yang hanya tujuh kali dalam dua tahun. Pendekatan ini telah diuji coba di wilayah Lebakwangi dan menghasilkan peningkatan yang memuaskan.
Untuk mendukung optimalisasi pola tanam, petani kini mulai menggunakan alat transplanter untuk proses tanam. Sistem ini memungkinkan proses persemaian sebelum panen sehingga transisi ke masa tanam dapat berlangsung lebih cepat. Selain itu, stabilitas harga gabah saat panen raya di Kabupaten Serang juga menjadi perhatian, di mana luas lahan yang dipanen mencapai 12.000 hektare pada April 2025. Seluruh hasil panen telah diserap oleh Bulog, yang berkolaborasi dengan penggilingan padi lokal untuk memproses hasil panen.
Terkait program presiden yang mendukung pertanian, Pj Sekda Kabupaten Serang, Rudy Suhartanto, mengapresiasi kebijakan yang berdampak positif bagi petani. Ia berharap program tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Serang dan menciptakan Kabupaten Serang sebagai lumbung padi nasional. Meskipun Pemkab Serang mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi pertanian, namun dengan dukungan program tersebut diharapkan dapat membawa keberhasilan dan kesejahteraan bagi petani serta pemerintah daerah.