Iran Rusia Perundingan Sikapi Serangan AS

Jangan Lewatkan

Hubungan antara Iran dan AS semakin tegang setelah serangan AS terhadap situs nuklir Iran. Iran menilai AS telah menghancurkan upaya damai dan mengakibatkan eskalasi konflik. Menyikapi serangan tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa Teheran tidak akan kembali berdiplomasi dengan AS karena mereka hanya memahami bahasa ancaman dan kekerasan. Sementara Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengutuk tindakan AS dan menuduh Amerika sebagai penyebab di balik tindakan permusuhan rezim Zionis terhadap Iran.

Para pemimpin Iran juga telah mencari dukungan dari sekutu mereka, terutama Presiden Rusia Vladimir Putin. Meskipun Rusia mengecam tindakan AS sebagai pelanggaran hukum internasional dan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, mereka juga menawarkan untuk menjadi penengah antara AS dan Iran. Selain itu, China juga turut mengutuk serangan AS dan mengingatkan bahwa tindakan semacam itu hanya akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

Di tengah ketegangan ini, Iran juga mempersiapkan langkah untuk menutup Selat Hormuz sebagai respons terhadap serangan AS. Namun, langkah ini dapat berdampak besar terhadap pasokan minyak dunia dan memicu konflik dengan AS. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bahkan telah menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana Iran dan meminta China untuk mendorong Iran agar tidak menutup Selat Hormuz.

Ketegangan antara Iran, AS, dan sekutu-sekutunya semakin memunculkan risiko konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Dalam menjaga stabilitas dan mengatasi krisis ini, diplomasi dan dialog antara semua pihak menjadi kunci penting yang harus dijaga.

Source link

Semua Berita

Berita Terbaru