Home Gaya Hidup Gen Z Rentan Terlilit Utang? Mengungkap Faktanya

Gen Z Rentan Terlilit Utang? Mengungkap Faktanya

0

Generasi Z atau Gen Z yang lahir sekitar 1995–2010 sering diidentifikasi dengan gaya hidup konsumtif dan minat dalam mencari pengalaman baru. Mereka cenderung mengikuti tren terbaru, mencoba hal-hal yang baru, dan lebih memilih pengalaman daripada kepemilikan barang. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran apakah kebiasaan ini membuat mereka rentan terjebak dalam utang.

Beberapa data dan pandangan ahli telah mengungkapkan bahwa Gen Z memang rentan terlilit utang karena gaya hidupnya yang tinggi. Mereka cenderung lebih fokus pada gaya hidup daripada menabung atau berinvestasi. Kebiasaan seperti nongkrong di kafe, berbelanja online, dan membeli barang bermerek sering menjadi prioritas pengeluaran. Keberadaan kartu kredit, PayLater, dan pinjaman online juga mendorong perilaku belanja impulsif tanpa memperhatikan kondisi keuangan secara keseluruhan.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan bahwa hampir 40 persen dari kasus kredit macet berasal dari kalangan Gen Z dan milenial. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup FOMO dan YOLO yang mendorong pengambilan utang tanpa perencanaan keuangan yang matang. Selain itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya dana darurat dan mudahnya transaksi digital membuat pengeluaran semakin sulit dikendalikan.

Meskipun demikian, tidak semua Gen Z memiliki kebiasaan yang sama terkait utang. Penelitian menunjukkan bahwa pandangan terhadap utang bisa berbeda tergantung pada tingkat pendapatan. Gen Z dengan pendapatan lebih tinggi cenderung lebih toleran terhadap utang, sementara yang berpenghasilan rendah lebih berhati-hati.

Masyarakat Gen Z juga masih banyak yang bergantung pada bantuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun demikian, ada upaya dalam kalangan Gen Z untuk menciptakan keseimbangan antara menikmati pengalaman tanpa harus berutang melalui strategi soft saving. Mereka juga semakin terbuka untuk membicarakan masalah utang dan mendapat dukungan dari berbagai komunitas dan layanan konseling kredit.

Secara keseluruhan, meskipun Gen Z memang rentan terjebak dalam utang akibat gaya hidup dan akses mudah ke layanan kredit, masih ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghindari masalah tersebut. Dengan menerapkan strategi cerdas seperti soft saving, transparansi finansial, dan dukungan keluarga, Gen Z dapat belajar untuk lebih bijak dalam mengatur keuangan mereka dan menghindari utang berlebihan.

Source link

Exit mobile version