Tawuran Pelajar di Jakbar: Dampak Sempitnya Tempat Tinggal

Jangan Lewatkan

Berdasarkan informasi dari Kepala Bapas Kelas I Jakbar, Sri Susilarti, tawuran yang melibatkan anak di wilayah Jakarta Barat berkaitan erat dengan kondisi tempat tinggal yang sempit. Banyak keluarga di wilayah tersebut tinggal di rumah kontrakan yang sempit, sehingga anak-anak cenderung bermain di luar rumah saat orang tua mereka beristirahat. Faktor ekonomi juga ikut memainkan peran dalam terjadinya tawuran pelajar, karena situasi finansial keluarga dapat mempengaruhi perilaku anak-anak.

Selain itu, provokasi dari orang dewasa yang tidak bertanggung jawab juga ikut memicu tawuran di kalangan pelajar. Provokasi tersebut dapat terjadi melalui media sosial, dimana anak-anak dapat terpengaruh oleh informasi yang mereka lihat secara online. Tawuran sering kali dipicu oleh isu-isu tertentu, seperti ujian sekolah atau pengumuman penting di lingkungan sekolah.

Untuk mengatasi masalah ini, Bapas Jakbar telah melakukan sejumlah langkah, termasuk konseling bagi anak-anak berhadapan dengan hukum dan orang tua mereka. Selain itu, anak-anak juga diberikan keterampilan dunia kerja melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti PPKD. Pihak Bapas juga melakukan program Bapas go to School untuk memberikan penyuluhan kepada pelajar tentang konsekuensi hukum dari tawuran.

Sejak awal tahun hingga bulan Oktober 2025, Bapas Jakbar telah menangani 20 kasus tawuran yang melibatkan anak atau pelajar. Wilayah Jakarta Barat menjadi daerah terbanyak untuk kasus kekerasan yang melibatkan anak, namun pihak terkait terus berupaya untuk mengevaluasi dan menangani masalah ini. Semua langkah yang diambil bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi anak-anak di wilayah tersebut.

Source link

Semua Berita

Berita Terbaru