Sebuah potongan video viral di media sosial X terkait dialog calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dengan sejumlah kalangan milenial. Percakapan Gibran dengan salah satu peserta yang hadir, terkait pertanyaan tentang solusi sulitnya mencari pekerjaan karena faktor nepotisme atau yang disebutnya sebagai “permainan orang dalam”.
“…baru pulang ya dari S2 gitu. Dan kebetulan saya merasa bahwa, saya kan merupakan kaum anak milenial nih, dan saya merasa bahwa lapangan pekerjaan sekarang itu sangat sulit digapai karena banyaknya permainan orang dalam. Apa solusi terbaik dari mas Gibran,?” tanya peserta wanita itu, sebagaimana dikutip dari cuitan akun X @BosPurwa.
“Menjadi pengusaha” adalah jawaban Gibran terhadap pertanyaan itu. Mantan Wali Kota Solo itu menyarankan untuk berani mandiri dan belajar untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja, daripada sekadar menjadi karyawan.
Terkait hal itu, Co-captain Timnas AMIN, Leontinus Alpha Edison yang juga salah satu pendiri toko daring Tokopedia, mengatakan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin di bidang apapun, harus melewati proses meritokrasi. Seorang pemimpin, ujar dia, tidak bisa muncul secara instan.
“Tidak bisa semua berjalan dengan instan. Kita juga tahu bahwa tidak semua orang punya privilege untuk langsung menjadi pengusaha. Tidak bisa juga kita minta ke orang yang minim pengalaman lalu diminta menjadi pengusaha, itu tidak bisa” kata dia.
Leon mengatakan Indonesia memiliki sumber daya manusia dengan beragam talenta. Dari keberagaman itu, menurutnya, membuat setiap orang memiliki peran dan posisi masing-masing.
“Penting untuk diingat keberagaman talenta merupakan aset. Kita punya peran masing-masing dalam masyarakat”, ujar Leon, sapaan akrabnya, di Bandung Rabu (29/11/2023).
Keberagaman talenta itu, sambung Leon, perlu untuk dihargai dan didorong untuk sukses dalam caranya sendiri-sendiri.
Oleh karena itu, dia mendukung profesi semua lapisan masyarakat, dari pengusaha hingga profesional, guru, petani, dan pekerja kreatif.