32.7 C
Jakarta
Saturday, October 19, 2024

Siti Atikoh Mendiskusikan Isu Pendidikan dan Harga Pangan di Ponpes Bayt Al-Hikmah

Jangan Lewatkan

Siti Atikoh juga menyinggung tentang strategi pasangan Ganjar-Mahfud dalam mengentaskan kemiskinan.

Menurutnya, program “satu sarjana untuk keluarga yang tidak mampu” bisa merupakan solusi yang berkesinambungan.

“Ini adalah program penanggulangan kemiskinan, karena kalau kita bicara penanggulangan kemiskinan, maka yang menjadi tulang punggung untuk penanggulangannya adalah pendidikan. Baik itu pendidikan agama maupun pendidikan umum,” lanjutnya.

Problematika tentang fluktuasi harga kebutuhan pokok juga menjadi perhatian Siti Atikoh. Mulai harga bawang putih, bawang merah, dan cabe.

Menurutnya, kalau jalur distribusi sembako dari hulu sampai hilirnya bisa diperbaiki, insya Allah akan bisa mengurangi fluktuasi harga di pasar.

“Karena sebagai konsumen menginginkan harga yang stabil ya bu ya? Karena kalau harganya terlalu murah kasian petani. Ini harapannya, nanti kestabilan harga itu benar-benar bisa dicapai,” tambahnya.

Siti Atikoh juga memaparkan program “1 desa 1 puskesmas dengan 1 tenaga kesehatan (nakes)” yang diusung Ganjar-Mahfud. Banyak ibu hamil di daerah terpencil di pelosok Indonesia mengalami kesulitan saat proses persalinan karena akses fasilitas kesehatan yang jauh.

“Padahal, ‘4 terlalu 3 terlambat’ itu bisa berpengaruh terhadap derajat kesehatan seorang perempuan ketika mengandung. Karena sulit mencari tempat pertolongan, akhirnya mungkin pendarahan di jalan, dan ini mempengaruhi kasus kematian ibu melahirkan,” terangnya.

Yang dimaksud Siti Atikoh dengan 4 terlalu adalah terlalu tua melahirkan karena usianya lebih 40 tahun, terlalu banyak anaknya sudah lebih dari 5, terlalu muda melahirkan karena di bawah 17 tahun dan terlalu sering.

Sedangkan 3 terlambat adalah terlambat mencapai tempat kesehatan, terlambat diagnosa, dan terlambat mendapatkan penanganan.

“Terlambat mendapatkan penanganan karena rumahnya jauh harus naik angkot, dokternya belum tentu ada. Lah, ini untuk menghindari hal-hal seperti itu maka upayanya di setiap desa harus ada fasilitas kesehatan. Tentu banyak juga program-program terkait dengan pemberdayaan perempuan, dari sisi ketenaga kerjaan, maupun dari sisi kesehatan bapak dan ibu semua,” tandasnya.

Semua Berita

Berita Terbaru