Musim panas di Provinsi Banten, termasuk Kota Tangerang, sudah berada di ambang peralihan. Untuk periode awal April hingga akhir Juni 2025, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah II telah memperingatkan bahwa kemarau akan segera tiba. Masa peralihan cuaca ini dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya, yang sedang menyebar luas di Indonesia.
Dalam menghadapi situasi ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan menjaga kesehatan serta kebersihan tubuh. Upaya pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah, lingkungan, dan tempat kerja sangat dianjurkan.
Meskipun kasus chikungunya di Kota Tangerang masih belum signifikan, tetapi dr. Dini menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap DBD dan chikungunya agar tidak berkembang menjadi wabah. Upaya pencegahan seperti menguras bak mandi, tempat penampungan air, dan saluran air yang tersumbat, serta mengontrol jentik nyamuk di tempat-tempat tersebut, sangat diperlukan.
Selain itu, menjaga asupan makanan yang bergizi, rajin berolahraga, mengonsumsi vitamin C, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga kebersihan lingkungan merupakan langkah-langkah penting untuk menangkal penyakit. Upaya kolaborasi antar sektor dalam penanganan DBD di Kota Tangerang juga dilakukan, seperti sosialisasi PSN 4M Plus di puskesmas dan posyandu, serta melibatkan partisipasi masyarakat dan pegawai dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk.
Dengan demikian, masyarakat di Kota Tangerang diharapkan dapat bersama-sama menghadapi risiko masa peralihan cuaca ini dengan menjaga kesehatan, kebersihan, dan kewaspadaan terhadap penyakit yang mungkin timbul. Melalui aksi preventif dan kolaboratif, diharapkan risiko penyebaran penyakit dapat ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga.