Situasi di sekitar Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, berlangsung gelap gulita hingga Sabtu malam setelah bentrokan antara massa aksi dan aparat kepolisian terus berlanjut. Massa terus melempari polisi dengan berbagai benda, seperti botol, batu, petasan, dan kembang api, sementara aparat kepolisian membalas dengan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Kondisi di sepanjang Jalan Kramat Kwitang minim penerangan dengan sebagian besar lampu jalan padam, meninggalkan cahaya terang di depan gerbang Mako Brimob. Asap gas air mata pekat membubung tinggi dan menyebar ke berbagai arah, menyebabkan mata dan hidung perih bagi awak media di lokasi yang juga merasakannya. Personel TNI juga turut berjaga di beberapa titik sepanjang jalan, sementara akses menuju Mako Brimob ditutup untuk menghindari eskalasi bentrokan yang lebih luas. Bentrokan awalnya terjadi pada Sabtu petang sekitar pukul 18.30 WIB ketika massa menyerang barisan aparat TNI yang berjaga di sekitar Mako Brimob. Meskipun sebagian massa berhasil dihalau, beberapa tetap bertahan sambil melawan dengan menyalakan petasan. Peristiwa ini merupakan kelanjutan dari protes atas insiden mobil rantis Brimob yang menabrak pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan, hingga akhirnya meninggal dunia di Pejompongan, Jakarta Pusat. Antara lain, ada juga berita lain terkait bentrokan massa aksi di Mako Brimob Kwitang serta kerusakan yang dialami oleh 16 halte Transjakarta pasca-demo. Kapolri pun mengingatkan bahwa aksi unjuk rasa harus tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku agar tidak semakin memanas, dan Menag mengajak tokoh agama untuk menenangkan umat demi menghindari provokasi.
Bentrokan di Jalanan Mako Brimob Kwitang: Update Sabtu Malam
