Penggerebekan Polres Jaktim Terhadap 4 Pelaku Perusakan Kantor Polisi

Jangan Lewatkan

Pada Jumat (29/8) malam dan Sabtu (30/8) dini hari, Polres Metro Jakarta Timur berhasil menangkap empat terduga pelaku perusakan kantor polisi di wilayahnya. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan, menjelaskan bahwa terduga pelaku berasal dari Polsek Jatinegara, Polsek Cipayung, dan Polres Metro Jaktim. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman terhadap peran dari terduga pelaku serta melakukan pengejaran terhadap kelompok lain yang terlibat dalam aksi tersebut.

Aksi kericuhan yang terjadi mengakibatkan ratusan massa menyerang Polres Metro Jakarta Timur, dimana puluhan kendaraan seperti mobil dan sepeda motor yang terparkir di depan gedung hangus terbakar. Massa itu datang dalam jumlah besar dan langsung melempari gedung Polres dengan batu dan benda keras lainnya. Tindakan anarkis ini menyebabkan situasi di sekitar Markas Polres Metro Jaktim menjadi mencekam, dimana massa dilaporkan melemparkan molotov berkali-kali ke area dalam Polres Metro Jaktim. Selain Polres Metro Jaktim, lima Polsek di Jakarta Timur juga menjadi target serangan massa, antara lain Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara, dan Cipayung.

Aksi kericuhan ini dimulai pada Senin (25/8) di Gedung DPR RI, dimana massa menuntut pembubaran parlemen dan menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang dirasa merugikan rakyat. Masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari buruh, pekerja kantoran, hingga pelajar dan mahasiswa, turut serta dalam aksi tersebut. Aksi berujung ricuh ketika polisi membubarkan massa dengan gas air mata, dan para pengunjuk rasa mulai bubar ke berbagai ruas jalan di Jakarta.

Pada Kamis (28/8), ribuan buruh kembali melakukan aksi di Gedung DPR RI yang kemudian berujung pada kericuhan di beberapa titik, termasuk Pejompongan dan Jalan Asia Afrika. Aksi tersebut juga bersamaan dengan insiden kendaraan taktis (rantis) yang membuat pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21) tewas di Pejompongan. Kericuhan meluas ke beberapa titik di Jakarta, dimana massa merusak fasilitas umum, pos polisi, rambu lalu lintas, hingga pembatas jalan. Selain itu, banyak kendaraan yang menjadi tumbal massa karena dibakar di gedung rawan.

Selain mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum, kemarahan massa juga berujung pada penjarahan rumah politisi seperti Ahmad Sahroni, Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio), Surya Utama (Uya Kuya), Nafa Urbach, serta rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Massa merusak barang-barang di rumah-rumah tersebut dan meninggalkan jejak pencemaran di tembok rumah Anggota DPR RI. Kondisi ini menunjukkan bahwa aksi kericuhan tersebut tidak hanya berdampak pada kerugian materi, tetapi juga pada ketertiban dan stabilitas sosial di wilayah tersebut.

Source link

Semua Berita

Berita Terbaru