Usaha rintisan Nafa Wedding menjadi sorotan tajam warganet dalam dua pekan terakhir. Sebuah video acara pernikahan viral lantaran memperlihatkan seorang pengantin wanita pingsan karena dekorasi pernikahannya belum selesai pada hari H. Pemilik usaha, Nafa, akhirnya angkat bicara dalam konferensi pers yang digelar di sebuah kafe di Kota Serang. Nafa menyampaikan klarifikasi panjang lebar sebagai bentuk tanggung jawab atas kegaduhan yang terjadi. Dengan suara bergetar dan sesekali menahan air mata, Nafa yang sedang hamil besar mengaku tak pernah menyangka badai ini akan datang menghantam dirinya dan usahanya. Dia menyatakan hadir bukan sebagai pengusaha yang membela diri, melainkan sebagai seorang perempuan yang sedang mengandung, yang hanya ingin membahagiakan banyak pasangan lewat momen sakral mereka.
Masalah bermula dari kerja sama dengan klien bernama Wiwin Wulandari, yang memesan paket wedding organizer senilai Rp31,5 juta untuk pernikahan pada 15 Juni 2025. Persiapan pun dilakukan sejak tiga hari sebelum hari H. Namun, di malam terakhir, mobil pengangkut properti dekorasi utama mengalami mogok di kawasan Serang Barat. Proses dekorasi pun menjadi tak maksimal akibat kondisi tersebut. Kursi pelaminan datang terlambat dan dalam kondisi kotor. Nafa mengakui adanya miscontrol dalam pengawasan tim. Meski tengah hamil dan kelelahan, Nafa tetap datang ke lokasi pernikahan pada pukul 15.00 WIB, berharap bisa menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan. Ia pun menyanggupi dua permintaan pihak keluarga pengantin yaitu permintaan maaf secara video dan refund sebesar Rp15 juta.
Viralnya kasus ini memicu gelombang perundungan dan teror terhadap Nafa. Komentarnya di media sosial dibanjiri ujaran kebencian. Ia bahkan mendapat ancaman pembakaran galeri gaun, spam order di aplikasi, hingga intimidasi melalui WhatsApp dan email. Nafa menganggap setelah menyelesaikan permintaan klien, termasuk pengembalian uang dan permintaan maaf, masalah ini seharusnya dianggap selesai. Namun kenyataan berkata lain. Klarifikasi Nafa bukanlah upaya pembelaan, melainkan pelurusan informasi yang dinilainya sudah sangat menyudutkan dirinya, keluarganya, dan bisnis yang telah dipelihara sejak Mei 2023. Ia berharap badai ini segera berlalu dan berjanji akan mengevaluasi total sistem kerja timnya agar kejadian serupa tak terulang.