Perkembangan sektor perbankan di Provinsi Banten mengalami tren positif hingga pertengahan tahun 2025. Sinyal kuat tentang stabilitas dan adaptabilitas sistem keuangan di wilayah ini terus terlihat, sejalan dengan peningkatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen. Menurut data dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek), hingga bulan Mei 2025, total Dana Pihak Ketiga (DPK) di Banten telah mencapai Rp295,11 triliun dengan pertumbuhan 6,21 persen secara tahunan. Selain itu, penyaluran kredit atau pembiayaan mencapai Rp219,47 triliun dengan pertumbuhan 3,84 persen (yoy), dan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) masih dalam batas wajar yaitu 3,13 persen.
Edwin Nurhadi, Kepala OJK Wilayah Jabodebek, menyatakan bahwa angka-angka tersebut mencerminkan kekuatan industri perbankan di Banten yang tetap terjaga. Meskipun pertumbuhan kredit lebih rendah dari DKI Jakarta, peran penting perbankan dalam menopang sektor konsumsi dan perdagangan di daerah tetap terlihat. Banten didominasi oleh kredit konsumtif seperti kredit kepemilikan rumah dan pembiayaan peralatan rumah tangga. Sektor perdagangan besar dan eceran juga menjadi kontributor signifikan dalam permintaan kredit di wilayah ini.
Sementara di DKI Jakarta, sektor perbankan lebih berfokus pada industri pengolahan, perdagangan besar, dan perantara keuangan. Meski demikian, OJK juga menyarankan agar sejumlah tantangan di sektor transportasi, pergudangan, komunikasi, dan pertambangan di Banten diantisipasi. Meskipun begitu, industri perbankan di Banten dianggap tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi dengan menjaga prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang kuat.
Edwin menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Banten terus dijaga melalui kerjasama dengan pelaku industri, penguatan pengawasan, serta pendidikan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan perlindungan. Itulah gambaran perkembangan sektor perbankan di Banten yang menggambarkan kemajuan positif dan kontribusinya terhadap perekonomian konsumtif dan perdagangan di wilayah tersebut.