Ketua Dewan Kehormatan Kadin Cilegon, Fauzi Sanusi, telah menjadi sorotan setelah beberapa pejabat Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Cilegon ditangkap oleh pihak berwenang. Kontroversi ini mengemuka karena dugaan penyalahgunaan wewenang terkait proyek senilai Rp5 triliun tanpa melalui proses tender yang sesuai. Konsekuensinya, KADIN Kota Cilegon terdampak secara keseluruhan, menyebabkan organisasi ini terhenti total tanpa tindakan nyata dari KADIN Provinsi.
Sebagai mitra strategis pemerintah dan penghubung antara dunia usaha, KADIN seharusnya menjadi pendorong utama bagi ekonomi daerah. Namun, kehilangan kepemimpinan yang sah membuat Cilegon kehilangan wadah bagi pelaku usaha untuk berkolaborasi dan menyuarakan masalah. Program-program penting seperti penguatan UMKM dan kemitraan industri terhambat karena kevakuman kepemimpinan.
Kehilangan fungsi utama, KADIN menyerupai kapal tanpa nakhoda. Komunikasi usaha terhambat, agenda kemitraan tertunda, dan aspirasi pengusaha lokal tidak tersampaikan. KADIN yang lumpuh berdampak luas pada ekosistem ekonomi lokal, sehingga dibutuhkan langkah pemulihan yang terstruktur dan tepat waktu.
Pembentukan tim caretaker adalah langkah tepat dalam mengisi kekosongan kepemimpinan organisasi. Audit, rekonsiliasi, restrukturisasi, dan Musyawarah Kota Luar Biasa (Mukotalub) perlu dilakukan secara demokratis. KADIN harus kembali memegang peran strategis dalam mendukung ekosistem ekonomi Cilegon.
Krisis ini dapat menjadi titik balik untuk membersihkan keberadaan KADIN dari praktik yang merugikan. Kolaborasi antara pemerintah Kota Cilegon, pelaku industri, dan asosiasi pengusaha lainnya diperlukan untuk membangun dunia usaha yang sehat dan kredibel. KADIN harus menjadi juru bicara yang aktif, transparan, dan inklusif bagi semua jenis usaha.
Di tengah tantangan ekonomi dan transformasi digital pasca-pandemi, organisasi dunia usaha yang kuat dan kredibel menjadi sangat penting. KADIN Cilegon, meskipun mengalami kevakuman sementara, harus kembali dengan citra yang lebih baik dan fungsi yang lebih relevan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk membangun kembali organisasi ini agar dapat memberikan dampak positif bagi dunia usaha lokal.