Hanta menyebut tren kenaikan dan penurunan elektabilitas pasangan calon capres-cawapres disebabkan multifaktor, salah satunya adalah Jokowi effect, pergerakan pemilih yang puas terhadap pemerintahan Jokowi, dan pergerakan pemilih Jokowi tahun 2019.
Kenaikan dan penurunan juga dipengaruhi oleh pergerakan elektabilitas kandidat di tiga provinsi besar di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Jawa Barat, pasangan AMIN yang sempat naik pada November, namun mengalami penurunan pada Desember 2023 dengan penurunan 9,7%.
Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran yang sempat turun di November, namun mengalami kenaikan pada Desember 2023 sebesar 18,1%. Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud yang sempat naik pada November, namun mengalami penurunan pada Desember 2023 sebesar 7,7%.
Sedangkan di Jawa Tengah, pasangan Anies-Muhaimin sempat naik pada November, namun mengalami penurunan di Desember 2023 sebesar 4,8%. Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran mengalami tren kenaikan dari November hingga Desember, kenaikan di Desember 2023 sebesar 3,1%.
“Sementara pasangan Ganjar-Mahfud sempat mengalami penurunan di November, sedangkan di Desember naik tipis (1,2%),” kata Hanta.
Di Provinsi Jawa Timur, pasangan Anies-Muhaimin mengalami tren naik, kenaikan tipis dari November ke Desember 2023 sebesar 1,6%. Elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran mengalami tren kenaikan sejak November hingga Desember, kenaikan di Desember sebesar 4,4%.
“Sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sempat naik sedikit pada November, dan turun pada Desember 2023 (6,1%),” kata Hanta.