Pendidikan adalah sebuah dasar yang penting dalam kehidupan manusia, dari usia kecil hingga tua. Pentingnya perbaikan dalam kurikulum pendidikan juga tidak bisa diabaikan karena dapat membawa manfaat bagi siapa pun yang menerapkannya. Di Indonesia, hambatan utama terletak pada variasi aksesibilitas pendidikan di seluruh wilayah sebagai akibat dari topografi yang beragam dan infrastruktur yang tidak merata. Masalah juga timbul dalam penerapan kurikulum yang harus dinamis agar bisa mengikuti perkembangan pasar tenaga kerja dan teknologi. Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020 juga memberikan dampak signifikan terhadap sistem pendidikan, dimana pembelajaran harus dilakukan secara daring dan menimbulkan kesenjangan pembelajaran yang mengakibatkan learning loss.
Pendidikan karakter, penting dalam membentuk peserta didik dan mahasiswa, tidak lagi dapat dilakukan secara langsung melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah seperti dulu. Kurikulum Merdeka Belajar hadir sebagai angin segar dengan membawa perubahan paradigma dalam pendidikan Indonesia. Memberikan kebebasan dalam belajar, pengembangan karakter, dan penyesuaian pembelajaran dengan kebutuhan murid. Namun, tantangan dalam implementasi kurikulum ini tetap ada, termasuk perubahan mindset dari guru, orang tua, dan murid serta ketersediaan infrastruktur yang memadai. Kolaborasi dari semua pihak diperlukan untuk mencapai tujuan generasi emas: generasi muda yang berkualitas, berkarakter, dan siap membawa bangsa ini menuju kejayaan. Dengan semua tantangan dan usaha yang dilakukan, generasi emas yang sedang dilatih ini diharapkan bisa membawa Indonesia menuju kemakmuran dan keberhasilan yang lebih tinggi.
Perdebatan Kurikulum Merdeka Belajar: Generasi Emas
